Di
penghujung malam
Terpampang
wajah ayu namun kelam
Sinar
mata meredup
Hampir
tak sanggup
Menatap
kosong ruas jalan
Dia
tersenyum
Dalam
heningnya, dia berkata
Wahai
jalan, kau terlihat berpangkal dan berujung
Angin
menerbangkan suaranya
Terasakah
dia,
Berlari
kencang,mengejar sang suara
Memacu
diri seperti kuda balap
Terhenti
Dan
senyap menghampiri
Mata,apakah
kau berdusta
Dia
terus berderai air mata
Menggigit
bibir dan bergumam ,menyesal
Aku
tahu kau memang berpangkal namun tak berujung
Hidup,,
Itukah
hidupku,,
Itukah
matiku..
Ingat
waktu itu
Dengar
jeritan bayi mungil
Kurasakan
menginjak pangkal jalan
Merindu
ujung jalan
Merasa
terbang
Bermimpi,
berAsa
Dan
mengepakan sayap-sayap persembahan
Terduduk,,
terdiam
Seperti
patung bisu melambang ketidakmampuan
Seperti
lukisan kelu
Tak
bernyanyi namun berarti
PenaMu
terus menari
Kitari
roda cakra alam
Lingkupi
semua mata panah nan tajam
Tersipu,,termalu,,
Tetap
tak menyentuh dasaran
Tetap
mengambang
Namun
kulihat ruas jalan
Seperti
antara siang dan malam
Sinarnya
terang diujung
Disana
wanita itu tersentak,,
Kembali
Bagai
membela diri dan hati
Dia
tetap berujar
Mata
, apa ini ulahmu lagi
Menatap
kerlingan cahaya
Menangkap
aura positif
Kerlingan
itu bagai petir
Menggelegar..
Akulah
sang ujung
Mulai
renta dia tertatih
Sayapnya
mulai rapuh
Kembali,,
Wanita
berprasangka
Mata
pembohong
Tak
kunjung temukan ujung
Tak
jua hilangnya lara
Wanita
terus berlari
Berairmata
darah
Menganak
sungai musi merah
Dan,,
Rasakanlah,,,
dasaran
Tak
lagi mengambang
Tergeletak,,
Tercium
harum surga
Terpana
sinar kentara
Wanita
terus berAsa
Duhai
Tuhan
Inikah ujung jalan
-Nisa Abroro-
Read More..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar