Rabu, 07 Oktober 2009

Perilaku Komunikan dalam Psikoanalisis untuk Mengungkap Alasan Koruptor Meraup Uang Rakyat

Nisa Abroro
komunikasi 08

Faktor psikologis ( kepribadian ) telah mendorong koruptor menghabiskan uang rakyatnya dengan menggunakan berbagai cara. Hal ini akan dijelaskan dengan beberapa hal, mulai dari definisi korupsi, koruptor beserta hukum yang bersangkutan, beberapa alasan umum yang mendorong koruptor melakukan korupsi, mencari akar permasalahan korupsi melalui psikoanalisis dan disertakan pula bagaimana seharusnya kasus korupsi di atasi.

Suatu perbuatan masuk dalam kategori kriminalitas ada yang melatarbelakanginya,terutama dalam bidang ekonomi. Faktor ekonomi menjadi masalah utama dalam kriminalitas, namun di artikel tersebut juga menjelaskan bahwa tidak semua kriminalitas di tinjau atau didekati dengan rasionalitas. Seperti korupsi misalnya, keadaan ekonomi yang baik , pendidikan yang tinggi dan ada jaminan kesejahteraan hidup tetapi para koruptor masih saja dengan sangat beringas membabat habis uang rakyat. Ada faktor yang lain yang membuat para koruptor melakukan perbuatan jahatnya, yaitu apabila kita melihatnya dari sisi psikologis para pelaku korupsi dengan pendekatan psikoanalisis

Untuk mengetahui perbuatan yang sangat tidak terpuji ini , penulis akan menjelaskan definisi dari korupsi terlebih dahulu. Korupsi adalah suatu penyimpangan kekuasaan. 1” Korupsi adalah penggunaan secara diam-diam kekuasaan yang dialihkan berdasarkan wewenang yang melekat pada kekuasaan itu dengan merugikan tujuan-tujuan kekuasaan asli dengan menguntungkan orang luar” . Jadi pada dasarnya para pelaku korupsi bermain-main dengan kekuasaan yang dia miliki. Berkuasa dengan tanpa mematuhi aturan hukum yang ada. Sedangkan pelaku korupsi dinamakan koruptor. Ada beberapa alasan umum yang melatarbelakangi korupsi, diantaranya adalah

1. Koruptor sebelumnya adalah orang yang punya kekuasaan

1 Bunga Rampai Korupsi hal 4
Karena definisi dari korupsi adalah penyimpangan kekuasaan maka yang bisa melakukan korupsi hanyalah orang-orang yang punya kekuasaan. Mereka akan sewenag-wenang menggunakan kekuasaanya. Merasa kalau mereka adalah pemilik segalanya dan bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan dengan power mereka.
2. Korupsi secara berjamaah tidak jadi masalah
Ada suatu perasaan yang timbul secara tiba-tiba yaitu mendapat suatu rasa aman apabila kejahatan itu dilakukan secara bersama-sama. Misal kasus perampokan , merampok dengan sepuluh kawan dibandingkan dengan sendirian maka mereka akan merasa aman bila pekerjaan tersebut dikerjakan secara bersama. Sama halnya dengan korupsi. Indonesia yang menjadi Negara berbudaya korupsi, maka para pelakupun merasa tidak enggan, karena mereka merasa ada orang lain yang memiliki kebiasaan yang sama.
3. Adanya pihak-pihak yang menuntun atau memberikan contoh
Yang lebih membahayakan adalah jika korupsi itu adalah warisan leluhur, maksudnya ada sesepuh , ada yang memberikan contoh perbuatan korupsi adalah sebuah perbuatan yang diperbolehkan. Sehingga budaya korupsi jadi ilmu yang turun menurun
4. Dilemma , bagai makan buah simalakama ( terdesak )

Dan ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan. Bagai buah simalakama. Dimakan mati, tidak dimakan juga mati. Pada saat terdesak mau tidak mau bagi mereka yang mengalami kegelisahan memilih jujur tapi dikeluarkan atau korupsi untuk tetap bertahan

Adanya tahapan perkembangan kepribadian yang terhambat semasa kecil
Hal hal tersebut adalah beberapa alasan umum yang menjadi faktor pendorong tindak kriminal korupsi, kemudian penulis akan menjelaskan pada sisi yang berbeda melalui pendekatan psikoanalisis. Psikoanalisis adalah salah satu dari empat metode pendekatan psikologi. Psikoanalisis merupakan konsepsi perilaku komunikan yang dicetuskan oleh Sigmund Freud.Dalam bidang penelitian Freud itulah dia menemukan bahwa perilaku manusia ternyata didasarkan pada ketidak sadaran manusia. Psikoanalisis menjelaskan pada kita bahwa kehidupan yang kita jalani tergantung pada masa kanak-kanak terutama bisa dilihat dari bagaimana orang tua mendidik pada anak tersebut.

Kemungkinan yang terjadi pada diri koruptor adalah , pada masa kanak-kanak mereka merasa kesenangannya belum terpuaskan, sehingga begitu ada kesempatan untuk melakukanya di usia dewasa , dia merasa itu adalah kewajaran untuk membayar masa lalu.
Ada lima tahapan perkembangan kepribadian yaitu oral, anal, phallis, latency, dan genital ( Sigmund Freud ). Yang perlu dijelaskan disini adalah pada masa tahap anal ( anal stage ) yaitu terjadi pada umur 2 tahun pada saat itu si bayi memiliki perasaan senang , lega setelah mengeluarkan sesuatu dari lubang kotoranya ( anus ). Pada tahap ini juga si bayi merasa senang memainkan kotoranya, sehingga ada anak yang senang berlama-lama di toilet.

Pada masa inilah permasalahan muncul. Apabila kesenangan dari si anak ini tidak terpenuhi dengan baik. Misalnya dikekang oleh orang tuanya, dimarahi habis-habisan karena orang tua merasa jijik dan sebagainya. Ini bisa menjadikan tekanan mental pada si anak dan mengakibatkan munculnya sifat kekanak-kanakan itu kembali pada masa dewasa. Yang bisa dikaitkan adalah , para koruptor yang dulu merasa tertekan dengan masa lalunya sekarang bisa melampiaskan apa yang dia dulu inginkan dengan kekuasaan yang dimilki. Tentunya bukan dengan berak dimana-mana sesuka hati, namun dengan permainan yang lain yaitu uang. Koruptor cendurung suka mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, kemudian membelanjakanya sebanyak-banyaknya karena itulah yang membuat dia merasa bahagia.
Id, Ego, Superego Koruptor yang tak terkendali

Selain memperkenalkan tahapan perkembangan kepribadian , Sigmund Freud juga menyimpulkan bahwa sejak bayi dilahirkan dari situlah manusia memiliki organisme sistem saraf yang bekerjasama untuk mencapai tujuanya. Sistem saraf tesebut terdiri dari tiga elemen yang dinamakan Id, Ego, dan Superego. Id adalah suatu kebutuhan dari dalam diri yang ingin dipuaskan. Yaitu sebuah dorongan biologis dibawah alam kesadaran. Karena apapun yang kita butuhkan sebenarnya kita tidak sadari bahwa itu muncul dengan sendirinya tanpa kita komando.

Sebagai contoh seperti rasa haus, lapar, ingin dicintai, ingin mendapatkan ketenangan, dorongan sex , kebutuhan rohani , ingin berkuasa, ingin bersenang-senag terus, tidak ingin sedih dan lain sebagainya. Keinginan ini muncul dan segera mungkin bisa dipuaskan tanpa berdasar logika yang terpenting adalah bagaiamana Id tersebut bisa terpuaskan dan membuat kita senang.
Pada kasus korupsi, yang muncul adalah Id berupa kesenangan untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Hal ini bisa berkaitan dengan prestis. Koruptor ingin di anggap kaya dan bisa dihormati banyak orang . bisa membeli barang-barang apa saja yang dia inginkan. Itu semua adalah nafsu semata, hasrat hewani yang dimiliki manusia muncul. Dengan berbagai cara yang dia inginkan adalah uang.

Kemudian Ego adalah logika yang terus membayangi Id agar keinginan atau kebutuhanya itu disesuaikan dengan realitas yang ada. Ego sebagai penyaring nafsu dengan logika yang ada. Mengatakan bahwa kalau uang-uang itu adalah milik rakyat bukan miliknya, maka Id yang harusnya terpuaskan dengan berbagai macam cara menjadi terhenti sementara karena Ego yang mengingatkan bahwa itu bukanlah milikmu dan aku tidak boleh memakainya.
Yang terakhir adalah Superego yang muncul menjadi ibu peri yang baik. Superego berisi tentang norma, moral dan keyakinan yang dia miliki. Biasanya superego disebut sebagai hati kecil atau hati nurani. Koruptor juga manusia, pasti memiliki hati kecil, bisa terbesit pemikiran bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah kejahatan dan norma sosial mengatakan bahwa itu akan merugikan orang lain, norma hukum mengatakan bahwa itu melanggar hukum yang ada, norma moral mengatakan bahwa itu adalah perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh orang yang beragama dan berpendidikan, norma agama mengatakan bahwa itu adalah dosa, dan sebagainya.
Kalau sudah seperti ini, maka terjadilah pertentangan antara tiga elemen tersebut. Kalau ketiga elemen tersebut tidak bisa dikendalikan dia akan mengalami yang dinamakan kegelisahan. Namun kegelisahan ini teryata tidak lama bagi para koruptor. Hingga akhirnya mereka lebih memilih untuk menuruti Id daripada Superego. Dan ternyata dengan Id yang mereka miliki, mereka melakukan pembelaan diri dengan mengatakan bahwa ini bukan hanya aku yang melakukan tetapi ada kawan lain yang melakukan hal yang sama, sehingga Ego hanya sebagai jembatan keinginan dari para koruptor untuk melancarkan aksi korupsinya.

Ketidakpatuhan, adanya gangguan jiwa, kriminal dan aktualisasi diri
Dalam dasar – dasar psikologi kasus korupsi bisa dimasukan dalam konteks ketidakpatuhan. Tentunya ketidakpatuhan disini adalah tidak patuh pada hukum atau norma yang ada. Ketidak patuhan tersebut muncul dari Id yang tidak bisa dikendalikan oleh Superego. Selain Id 2ada tiga penyebab utama mengapa ketidakpatuhan itu dilakukan, yaitu Gangguan jiwa, criminal, dan aktualisasi diri.

Yang dimaksud dengan gangguan jiwa adalah dimaknai dengan gangguan jiwa yang sebenarnya dalam arti jiwanya sakit atau sakit mental. Yang mana ketika dia melakukan sesuatu apapun yang dia lakukan maka kesemuanya itu dibawah alam sadar. Berbeda dengan pelabelan “ gila “ pada sejumlah orang yang di anggap tidak wajar oleh masyarakat di sekitarnya, karena sebenarnya yang mereka sadar dengan apa yang dia lakukan. Namun dalam kasus korupsi ini tentu saja koruptor belum tentu dikatakan gangguan jiwa, karena mereka sadar dengan apa yang dia kerjakan.

Kalau bukan gangguan jiwa kemungkinan yang kedua adalah dia memang melakukan yang dinamakan tindak kriminalitas. Yaitu suatu pembangkangan terhadap norma hukum yang telah diberlakukan.salah satu penyebab dari tindak kriminalitas adalah fator ekonomi. Apabila dia miskin, hidupnya kekurangan maka ini akan mudah menimbulkan tindak kriminalitas, namun berbeda lagi jika tindak criminal itu dilakukan oleh orang yang memiliki kekayaan yang lebih.

Tindak criminal yang dilakukan oleh koruptor bisa berawal dari pengabaian sosial yang dilakukan masyarakat di sekitarnya sewaktu kecil. Sehingga munculah suatu perasaan yang mati, mereka tidak bisa mengembangkan kesadaran untuk berbuat baik (superego). Ini bisa dipengaruhi oleh masa lalu tepatnya pada masa kecil mereka yaitu penganiayaan , ditinggalkan orang yang harusnya merawat mereka, kemiskinan dan lain sebagainya(Dr.C.George Boeree). Bisa juga karena dari awal mereka tidak memiliki rasa belas kasih. Atau kemungkinan lagi mereka mengalami yang dinamakan sosiopat dimana mereka melakukan tindakan yang selalu berfokus pada kepribadiannya sendiri. Tidak memikirkan orang lain dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi Id nya
2 Dasar Dasar Psikologi hal 176

Kemudian aktualisasi diri sebagai penyebab ketidakpatuhan. Yaitu rasa ingin menjadi manusia yang berbeda, sehingga dia akan menjadi manusia yang menurut masyarakat melakukan suatu penyimpangan. Akan tetapi aktualisasi diri ini lebih cenderung untuk melakukan tindakan yang positif. Sedangkan kasus korupsi bukanlah suatu hal yang positif.
Korupsi yang telah merajalela tak bisa dibiarkan begitu saja, karena jika dibiarkan justru budaya ini akan terus kuat mengakar. Pemberantasan korupsi memang sudah dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai undang-undang , sangsi, berbagai kebijakan. Namun hal yang terpenting adalah pemberantasan korupsi juga harus berfokus pada perbaikan akhlak, moral dan tata nilai Indonesia ((Kwik Kian Gie). Karena akan dirasa percuma dengan banyak kebijakan dengan segala peraturan yang ada sedangkan masyarakatnya sudah mati rasa dengan banyaknya aturan. Masyarakat yang moralnya tidak terkendali dengan baik justru akan terus melakukan pembangkangan dan cenderung tidak patuh . Hal tersebut sudah terjadi pada masyarakat kita yang sering kali menyepelekan aturan pemerintah.

Dengan penjelasan yang telah terurai Essay ini menyimpulkan bahwa faktor psikologis ( kepribadian ) telah mendorong koruptor menghabiskan uang rakyatnya dengan menggunakan berbagai cara . Kemudian korupsi dilakukan oleh para koruptor akibat dari adanya gangguan kepribadian dari dalam dirinya yang tak bisa mengendalikan Id, Ego dan superego nya dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat,Jalaludin.2007.Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Baron, R.A & Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial,Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sears,O.David,Jonathan L Freedman & L Anne Peplau.1994. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Sarwono, Sarlito Setiawan.1984.Teori Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali.
Boeree, C. George. 2006. Dasar Dasar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Zaviera, Ferdinand. 2007.Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta : Media Group.
Sarwono, Sarlito Setiawan.1997. Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka
Scott,James;Lubis,Mochtar.1995.Bunga Rampai Korupsi. Jakarta: LP3ES
Kwik Kian Gie. 2006. Pikiran yang Terkorupsi. Jakarta:Buku Kompas
Klitgaard, Robert. 2001. Membasmi Korupsi. Jakarta : yayasan Obor Indonesia.

Read More.. Read More..

PERAN DAN FUNGSI TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASSA



NISA ABRORO

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari yang namanya televisi. Salah satu alat elektronik yang sekarang sudah seperti kebutuhan primer bagi manusia.Tidak melihat televisi sehari saja kita mungkin sudah ketinggalan banyak informasi. Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Dengan televise kita bias mendapatkan banyak informasi baik politik, social , budaya, agama, ekonomi dan lain sebagainya. Dengan begitu televise setiap hari telah mengajak kita untuk berkomunikasi secara searah.
Kita mendapatkan informasi dari televise, artinya televise bertindak sebagai komunikator, informasi sebagai pesanya, dan pemirsanya adalah komunikan. Maka dengan demikian televisI ini telah berfungsi sebagai media komunikasi. Karena ternyata komunikannya bukan hanya terdiri dari sekelompok atau organisasi saja melainkan dilihat oleh khalayak maka televisI digolongkan masuk ke dalam media yang memerantai antara nara sumber dengan massa yang disebut dengan media komunikasi massa.
Dari sekian banyak media komunikasi massa seperti surat kabar,majalah, radio, televise ,internet dan film , ternyata televisIlah yang menduduki tingkat teratas yang diminati banyak khalayak. Karena kelebihan televisi yang menampilkan informasi secara menarik melalui audio visual hal inilah yang memudahkan khalayak untuk menerima informasi secara cepat dan mudah.
Televisi sangat berperan dalam kehidupan di berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan, pada waktu tertentu sesuai dengan masing msing jadwal televisi swasta ataupun negri, ditampilkan acara yang berdasarkan pendidikan, seperti kuis cerdas cermat, debat ataupun seminar seminar yang mendukung edukasi. Kemudian dalam bidang ekonomi, kita bisa mendapatkan informasi tentang perkembangan naik turunya nilai kurs dollar dan sebagainya. Atau dalam bidang jurnalisme sendiri yang terus menyiarkan berita sesuai dengan perkembangan dunia. Apalagi dalam dunia entertainment yang sekarang mendominasi bisnis pertelevisian, mudah untuk mengkomunikasikan apa saja yang dilakukan oleh para selebritis melalui infotainment ataupun acara yang lain . Semuanya itu telah memudahkan kita untuk menerima pesan dari informasi yang diberikan nara sumber melalui televisi dan disebarkan kepada khalayak, sungguh menakjubkan hanya dengan sekali pandang televisi kita bisa mendapatkan banyak informasi yang global.
Televisi sebagai media komunikasi Massa selain sebagai penyampai informasi ternyata memiliki banyak fungsi, Jay Black dan Frederick C Whitney (1988) menjelaskan ada 4 Fungsi komunikasi Massa, yaitu:

1. To inform
2. To entertain
3. To persuade
4. Transmission culture
Dengan dasar tersebut kita bisa menganalisis fungsi televisi sebagai media komunikasi massa dalam era modern ini.
To inform, artinya adalah untuk menginformasikan, maka televise memiliki fungsi sebagai penyampai informasi . jurnalisme mengambil kedudukan penting disini. Karena tugas dari jurnalistik sendiri adalah mencari mengumpulkan mengedit dan menyiarkan berita yang layak disampaikan kepada khalayak ramai.
To entertain, artinya adalah untuk menghibur. Bias kita lihat bersama dalam perkembanganya ternyata televise memang memenuhi acaranya dengan berbagai macam hiburan. Aktifitas hiburan ini bias dicontohkan misalnya acara konser music, pentas seni, acara komedi, ataupun acara lainya yang menghibur. Berikut ini adalah aktifitas komunikasi masa dalam dunia hiburan:

Masyarakat Individu Seb.Kelompok tertentu Kebudayaan
Fungsi Pelepasan lelah bagi kelompok massa Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang kehidupan
Disfungsi Mengalihkan public, menghindarkan aksi sosial Meningkatkan kepastian, memperindah cita rasa, memungkinkan pelarian / pengasingan diri Memperlemah estetik “ budaya pop”
Charles R Wright 1988
To persuade artinya adalah untuk membujuk. Televise sebagai media komunikasi juga memiliki fungsi untuk membujuk khalayak misalnya kita bias melihat pada sisi iklan komersial yang mengisi celah acara. Iklan – iklan tersebut membujuk para khalayak untuk melihat, memahami dan mengetahui maksud dari iklan tersebut. Tentulah maksud dari iklan tersebut adalah khalayk mau membeli produk yang ditawarkan oleh iklan tersebut.
Bukan hanya iklan saja yang bias membujuk, ternyata kejadian ataupun peristiwa yang ditayangkan dalam televise juga bias membangkitkan sikap – sikap tertentu. Misalnya berita mengenai bencana alam , ini menggugah hati para pemirsa untuk ikut membantu para korban dengan cara-cara tertentu. Kemudian misalnya pada saat pemilu, masyarakat bias memilih pemimpin mana yang akan dipilih selain iklan, citra yang diberikan oleh jurnalistikpun bias jadi pertimbangan
Yang terakhir adalah transmission of culture. Adalah suatu factor yang memberikan petunjuk yang mengelilingi media massa itu sendiri . yang secara serempak mengukuhkan status quo dan memunculkan perubahan. Ada dua tingkatan dalam transmisi budaya. Dimana keduanya terjalin konstan. Yaitu tingkatan kontemporer dan historis. Pada tingkatan kontemporer bias kita lihat pada peran dari televise. Televise bukan hanya sebagai cermin , tapi juga sebagai pengikat waktu. Dimana darimasa kemasa selalu memberikan perkembangan, tentunya perkembangan itu memberikan suatu perubahan dalam struktur social yang mana perubahan itu menjadi tanggung jawab dari televise. Kita misalkan tayangan ataupun acara music yang sekarang disiarkan sangat gencar dlam televise swasta, tanpa sadar music pop ataupun rock yang sering ditampilkan tersebut telah meluntturkan kebudayaan dari daerah sendiri. Misalnya lagu daerah ataupun lagu kebangsaan sendiri. Kemudian tingkatan historis , yaitu dengan mendapatkan informasi dari televise para pemirsa bias mengambil beberapa pengalaman untuk membimbing masa depannya.

Read More.. Read More..

Si Pengganggu Komunikasi

Apa yang biasa kita lakukan kalau pembicaraan kita tiba-tiba terhenti karena sang lawan bicara tidak mengerti apa yang kita bicarakan?
Paling tidak kita akan merasa kalau lawan bicara kita itu adalah orang yang telat mikir atau kita berpikir kalau kita mungkin salah bicara bahkan kata-kata kita sulit dimengerti oleh mereka, sehingga ada rasa jengkel ataupun sedikit marah baik pada diri sendiri atau pada sang lawan bicara.....
Kondisi yang lain, pada saat kita akan pergi ke suatu pesta ternyata kita salah kostum, pastinya kita akan merasa malu bukan? Kemudian masalah yang lain lagi seperti pada saat kita asyik ngobrol tiba-tiba terdengar suara keributan yang mebuat pembicaraan kita bubar atau terhenti sementara waktu. Itulah beberapa masalah yang dihadapi pada saat kita melakukan yang namanya “komunikasi”.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator pada komunikan yang diwujudkan dengan symbol-simbol baik secara verbal maupun nonverbal yang tujuanya adalah menyatukan makna. Untuk lebih mudah memahami suatu proses komunikasi , metode model Komunikasi menurut Lasswel yang biasa digunakan dalam dunia komunikasi yaitu pernyataan “ Who says what to whom in which channel with what effect” akan mencerna masing – masing elemen komunikasi.
Who maksudnya adalah siapa yang menyampaikan pesan ( komunikator), Says what adalah mengacu pada pesan apa yang disampaikan, to whom artinya kepada siapa pesan itu disampaikan( komunikan), kemudian in which channel yaitu media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dan with what effect menjelaskan akibat dari proses komunikasi tersebut. Dari beberapa elemen tersebut terangkum dalam tiga elemen dasar komunikasi yaitu adanya komunikator, pesan dan komunikan. Jika salah satu dari ketiga elemen tersebut bermasalah maka proses komunikasi akan mengalami yang namanya gangguan atau biasa disebut dengan “ noise “ hal ini akan mengakibatkan efektifitas komunikasi berkurang .
Noise atau gangguan adalah suatu hambatan dalam proses komunikasi yang mempengaruhi ketepatan pengiriman dan penerimaan pesan. Ada empat hambatan komunikasi yaitu:

1. Hambatan Proses, yang terdiri dari hambatan pengirim, hambatan encoding, hambatan pesan, hambatan media , hambatan decoding, hambatan penerima, dan hambatan feedback
2. Hambatan Pribadi, terdiri dari kemampuan berkomunikasi, cara memproses dan memahami informasi, tingkat kepercayaan diri antar pribadi
3. Hambatan Fisik, meliputi keadaan biologis komunikator dan komunikan, suara- suara yang tidak diinginkan
4. Hambatan Semantik, muncul karena kesalahan proses encoding dan decoding
Dari ke empat hambatan tersebut kita akan bisa mengetahui hambatan apa saja yang di alami oleh ketiga elemen dasar komunikasi yang menjadi pengganggu efektifitasnya proses komunikasi.
Noise pada komunikator , hal yang paling utama yang bisa mengganggu komunikator adalah pada keadaan biologisnya, apakah dia normal ataukah tuna wicara. Bisa dicontohkan pada keadaan fisik seseorang, kita berbicara dengan orang tunawicara maka kita akan mengalami kesulitan karena mereka memiliki symbol tersendiri dalam berkomunikasi. Kemudian kualitas kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan dan kuantitas pengetahuan dari komunikator menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi. Seorang Guru yang bertindak sebagai sumber informasi harusnya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan pengetahuan yang luas. Namun bila pada kenyataanya guru mengajar dengan sesuai kehendaknya ataupun mungkin murid lebih pintar dari gurunya ini akan mengganggu proses komunikasi dalam belajar mengajar. Maka murid akan cenderung merasa bosan dan meremehkan penyampai informasi.
Noise pada komunikan hampir sama dengan gangguan yang dialami oleh komunikator yang membedakan adalah kemampuan menangkap dan memahami pesan. Apakah komunikan tersebut cukup pengetahuan dan mampu untuk memahami tiap perkataan dari komunikator dengan baik. Kebalikan dari kasus guru yang tidak mampu berkomunikasi baik dengan muridnya. Lain halnya jika sang penyamapai informasi sudah berusaha keras untuk menjadi guru yang baik namun muridnya tidak memiliki kemampuan yang baik untuk menangkap setiap perkataan dari gurunya. Ini akan menjadi sulit jika terus menerus terjadi dan membuat murid tertekan dengan keadaan yang membuat dirinya bingung setiap belajar di sekolah.
Noise yang terjadi dalam pesan, terjadi saat proses komunkasi berlangsung dan setelah komunikasi berlangsung. Yaitu gangguan fisik seperti suara-suara yang tidak di inginkan sehingga mengganggu proses komunkasi. Seperti pada saat system belajar mengajar ada pesawat terbang yang lewat sehingga suaranya memekakan telinga. Pada saat guru mengajar tiba – tiba ada beberapa murid yang ramai berbicara satu sama lain, tidak mendengarkan apa yang dikatakan gurunya. Maka ini akan mempengaruhi pesan yang diterima oleh murid tersebut. Hal ini mengakibatkan pesan yang di terima adalah pesan yang setengah-setengah sehingga bisa memunculkan miss communication. Kemudian gangguan semantic yang mengakibatkan miss interpretation. Dari komunikator menginginkan hal yang “seperti ini” namun dari komunikan menangkap informasi dengan pngertian yang “seperti itu”. Ini bisa disebabkan dari kedua belah pihak yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan pengetahuan yang berbeda pula.


Nisa Abroro
komunikasi'08 (UNDIP)
Read More.. Read More..