Paling tidak kita akan merasa kalau lawan bicara kita itu adalah orang yang telat mikir atau kita berpikir kalau kita mungkin salah bicara bahkan kata-kata kita sulit dimengerti oleh mereka, sehingga ada rasa jengkel ataupun sedikit marah baik pada diri sendiri atau pada sang lawan bicara.....
Kondisi yang lain, pada saat kita akan pergi ke suatu pesta ternyata kita salah kostum, pastinya kita akan merasa malu bukan? Kemudian masalah yang lain lagi seperti pada saat kita asyik ngobrol tiba-tiba terdengar suara keributan yang mebuat pembicaraan kita bubar atau terhenti sementara waktu. Itulah beberapa masalah yang dihadapi pada saat kita melakukan yang namanya “komunikasi”.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator pada komunikan yang diwujudkan dengan symbol-simbol baik secara verbal maupun nonverbal yang tujuanya adalah menyatukan makna. Untuk lebih mudah memahami suatu proses komunikasi , metode model Komunikasi menurut Lasswel yang biasa digunakan dalam dunia komunikasi yaitu pernyataan “ Who says what to whom in which channel with what effect” akan mencerna masing – masing elemen komunikasi.
Who maksudnya adalah siapa yang menyampaikan pesan ( komunikator), Says what adalah mengacu pada pesan apa yang disampaikan, to whom artinya kepada siapa pesan itu disampaikan( komunikan), kemudian in which channel yaitu media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dan with what effect menjelaskan akibat dari proses komunikasi tersebut. Dari beberapa elemen tersebut terangkum dalam tiga elemen dasar komunikasi yaitu adanya komunikator, pesan dan komunikan. Jika salah satu dari ketiga elemen tersebut bermasalah maka proses komunikasi akan mengalami yang namanya gangguan atau biasa disebut dengan “ noise “ hal ini akan mengakibatkan efektifitas komunikasi berkurang .
Noise atau gangguan adalah suatu hambatan dalam proses komunikasi yang mempengaruhi ketepatan pengiriman dan penerimaan pesan. Ada empat hambatan komunikasi yaitu:
1. Hambatan Proses, yang terdiri dari hambatan pengirim, hambatan encoding, hambatan pesan, hambatan media , hambatan decoding, hambatan penerima, dan hambatan feedback
2. Hambatan Pribadi, terdiri dari kemampuan berkomunikasi, cara memproses dan memahami informasi, tingkat kepercayaan diri antar pribadi
3. Hambatan Fisik, meliputi keadaan biologis komunikator dan komunikan, suara- suara yang tidak diinginkan
4. Hambatan Semantik, muncul karena kesalahan proses encoding dan decoding
Dari ke empat hambatan tersebut kita akan bisa mengetahui hambatan apa saja yang di alami oleh ketiga elemen dasar komunikasi yang menjadi pengganggu efektifitasnya proses komunikasi.
Noise pada komunikator , hal yang paling utama yang bisa mengganggu komunikator adalah pada keadaan biologisnya, apakah dia normal ataukah tuna wicara. Bisa dicontohkan pada keadaan fisik seseorang, kita berbicara dengan orang tunawicara maka kita akan mengalami kesulitan karena mereka memiliki symbol tersendiri dalam berkomunikasi. Kemudian kualitas kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan dan kuantitas pengetahuan dari komunikator menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi. Seorang Guru yang bertindak sebagai sumber informasi harusnya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan pengetahuan yang luas. Namun bila pada kenyataanya guru mengajar dengan sesuai kehendaknya ataupun mungkin murid lebih pintar dari gurunya ini akan mengganggu proses komunikasi dalam belajar mengajar. Maka murid akan cenderung merasa bosan dan meremehkan penyampai informasi.
Noise pada komunikan hampir sama dengan gangguan yang dialami oleh komunikator yang membedakan adalah kemampuan menangkap dan memahami pesan. Apakah komunikan tersebut cukup pengetahuan dan mampu untuk memahami tiap perkataan dari komunikator dengan baik. Kebalikan dari kasus guru yang tidak mampu berkomunikasi baik dengan muridnya. Lain halnya jika sang penyamapai informasi sudah berusaha keras untuk menjadi guru yang baik namun muridnya tidak memiliki kemampuan yang baik untuk menangkap setiap perkataan dari gurunya. Ini akan menjadi sulit jika terus menerus terjadi dan membuat murid tertekan dengan keadaan yang membuat dirinya bingung setiap belajar di sekolah.
Noise yang terjadi dalam pesan, terjadi saat proses komunkasi berlangsung dan setelah komunikasi berlangsung. Yaitu gangguan fisik seperti suara-suara yang tidak di inginkan sehingga mengganggu proses komunkasi. Seperti pada saat system belajar mengajar ada pesawat terbang yang lewat sehingga suaranya memekakan telinga. Pada saat guru mengajar tiba – tiba ada beberapa murid yang ramai berbicara satu sama lain, tidak mendengarkan apa yang dikatakan gurunya. Maka ini akan mempengaruhi pesan yang diterima oleh murid tersebut. Hal ini mengakibatkan pesan yang di terima adalah pesan yang setengah-setengah sehingga bisa memunculkan miss communication. Kemudian gangguan semantic yang mengakibatkan miss interpretation. Dari komunikator menginginkan hal yang “seperti ini” namun dari komunikan menangkap informasi dengan pngertian yang “seperti itu”. Ini bisa disebabkan dari kedua belah pihak yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan pengetahuan yang berbeda pula.
Who maksudnya adalah siapa yang menyampaikan pesan ( komunikator), Says what adalah mengacu pada pesan apa yang disampaikan, to whom artinya kepada siapa pesan itu disampaikan( komunikan), kemudian in which channel yaitu media apa yang digunakan untuk berkomunikasi dan with what effect menjelaskan akibat dari proses komunikasi tersebut. Dari beberapa elemen tersebut terangkum dalam tiga elemen dasar komunikasi yaitu adanya komunikator, pesan dan komunikan. Jika salah satu dari ketiga elemen tersebut bermasalah maka proses komunikasi akan mengalami yang namanya gangguan atau biasa disebut dengan “ noise “ hal ini akan mengakibatkan efektifitas komunikasi berkurang .
Noise atau gangguan adalah suatu hambatan dalam proses komunikasi yang mempengaruhi ketepatan pengiriman dan penerimaan pesan. Ada empat hambatan komunikasi yaitu:
1. Hambatan Proses, yang terdiri dari hambatan pengirim, hambatan encoding, hambatan pesan, hambatan media , hambatan decoding, hambatan penerima, dan hambatan feedback
2. Hambatan Pribadi, terdiri dari kemampuan berkomunikasi, cara memproses dan memahami informasi, tingkat kepercayaan diri antar pribadi
3. Hambatan Fisik, meliputi keadaan biologis komunikator dan komunikan, suara- suara yang tidak diinginkan
4. Hambatan Semantik, muncul karena kesalahan proses encoding dan decoding
Dari ke empat hambatan tersebut kita akan bisa mengetahui hambatan apa saja yang di alami oleh ketiga elemen dasar komunikasi yang menjadi pengganggu efektifitasnya proses komunikasi.
Noise pada komunikator , hal yang paling utama yang bisa mengganggu komunikator adalah pada keadaan biologisnya, apakah dia normal ataukah tuna wicara. Bisa dicontohkan pada keadaan fisik seseorang, kita berbicara dengan orang tunawicara maka kita akan mengalami kesulitan karena mereka memiliki symbol tersendiri dalam berkomunikasi. Kemudian kualitas kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan dan kuantitas pengetahuan dari komunikator menjadi hal yang penting dalam berkomunikasi. Seorang Guru yang bertindak sebagai sumber informasi harusnya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan pengetahuan yang luas. Namun bila pada kenyataanya guru mengajar dengan sesuai kehendaknya ataupun mungkin murid lebih pintar dari gurunya ini akan mengganggu proses komunikasi dalam belajar mengajar. Maka murid akan cenderung merasa bosan dan meremehkan penyampai informasi.
Noise pada komunikan hampir sama dengan gangguan yang dialami oleh komunikator yang membedakan adalah kemampuan menangkap dan memahami pesan. Apakah komunikan tersebut cukup pengetahuan dan mampu untuk memahami tiap perkataan dari komunikator dengan baik. Kebalikan dari kasus guru yang tidak mampu berkomunikasi baik dengan muridnya. Lain halnya jika sang penyamapai informasi sudah berusaha keras untuk menjadi guru yang baik namun muridnya tidak memiliki kemampuan yang baik untuk menangkap setiap perkataan dari gurunya. Ini akan menjadi sulit jika terus menerus terjadi dan membuat murid tertekan dengan keadaan yang membuat dirinya bingung setiap belajar di sekolah.
Noise yang terjadi dalam pesan, terjadi saat proses komunkasi berlangsung dan setelah komunikasi berlangsung. Yaitu gangguan fisik seperti suara-suara yang tidak di inginkan sehingga mengganggu proses komunkasi. Seperti pada saat system belajar mengajar ada pesawat terbang yang lewat sehingga suaranya memekakan telinga. Pada saat guru mengajar tiba – tiba ada beberapa murid yang ramai berbicara satu sama lain, tidak mendengarkan apa yang dikatakan gurunya. Maka ini akan mempengaruhi pesan yang diterima oleh murid tersebut. Hal ini mengakibatkan pesan yang di terima adalah pesan yang setengah-setengah sehingga bisa memunculkan miss communication. Kemudian gangguan semantic yang mengakibatkan miss interpretation. Dari komunikator menginginkan hal yang “seperti ini” namun dari komunikan menangkap informasi dengan pngertian yang “seperti itu”. Ini bisa disebabkan dari kedua belah pihak yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dan pengetahuan yang berbeda pula.
Nisa Abroro
komunikasi'08 (UNDIP)
Read More..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar